Rabu, 27 Januari 2016

MAAFKAN BAPAK

Adzan shubuh berkumandang
Ayam Jantan mengeluarkan suara indahnya sebagai pembuka hari
saat  itupun Tono segera bangun dari tidur pulasnya dan bergegas untuk mandi sebelum mengawali aktifitasnya
Ditempat lain istrinya sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk sang suaminya, dan dibalik selimut anaknya yang masih balita masih tertidur dengan lelapnya.
tidak terasa waktu berlalu cepat dan jam menunjukkan pukul setengah 6 pagi, sepiring nasi goreng buatan sang istri belum habis ia santap langsung ia bergegas bersiap berangkat bekerja.
Motor tuanya pun segera ia keluarkan dari kontrakan sempitnya dan sang istripun berucap " hati- hati dijalan Pak,semalam hujan deras sekali pasti jalanan jadi licin ",perkataan istrinya dibalas dengan senyum oleh Tono dan iapun segera berangkat ke pabrik tempat ia mengais rizki.
ditemani dengan teman setianya yakni sebuah mootor tua keluaran tahun 2000 ia pergi menembus dingin nya pagi hari menuju pabriknya yang jaraknya lumayan jauh dan membutuhkan sejam perjalan untuk sampai disana. Belum lama ia mengendarai motor nya tiba tiba hujan turun, ia pun langsung menghentikan motornya dan meneduh sambil memakai mantel kusut yang sudah sedikit lusuh, karena tidak mungkin berlama-lama meneduh iapun melanjutkan perjalanannya membelah hujan,matelnya yang sudah lusuh tidak mampu sepenuhnya melindungi dirinya dari guyuran hujan yang saat itu turun dengan derasnya akibatnya seragam kerjanya tetap basah.
sampailah ia dipabrik tempatnya bekerja.dengan raut wajah kedinginan ia masuk kedalam pabrik yang sudah menjadi tempat bekerjanya selama 15 tahun.
Disana Tono adalah sebuah operatorr yang bertugas mengelas besi besi untuk kebutuhan costumer otomotif,baru ditahun 2013 pasca demo buruh besar - besaran Tono diangkat sebagai karyawan permanen, sebelumnya Tono hanya seorang pekerja kontrak selama 13 tahun mengabdi tanppa adanya pengangkatan sebagai karyawan tetap.Namun ternyata setelah diangkat sebagai karyawan permanenpun tidak semata mata hidupnya berubah,apalagi beberapa tahun ini pabriknya melakukan pengangguhan Upah dengan alasan tidak sanggup membayar karena UMK saat ini dianggap terlalu tinggi, ia tetap tinggal disebuah kontrakan yang setiap hujan turun atap kontrakan selali bocor, dan ia hanya memiliki sebuah motor tua tanpa mampu membeli sepeda motor baru.
Bel masuk kerjapun berbunyi, belum habis rasa lelahnya setelah melewati perjalanan yang disambut hujan deras ia harus bekerja seperti hari - hari sebelumnya, baju yang basah karena hujan sudah bercampur dengan keringat yang membasahi badannya.
Setiap harinya ia harus bekerja lembur sampai pukul 8 malam.
Tono pun keluar daripabrik dan kembali kerumahnya, tepat pukul 9 ia sampai dirumah, istrinya menyambut dengan segelas teh hangat, tidak dilihatnya sang buah hati menyambutnya, ia pun bertanya kepada sang istri " kemana anak kita bu ? ". sang istri sambil merapihkan seragam suaminya pun menjawab " anak kita baru saja tidur pak, dari tadi dia menunggumu pulang mungkin dia kecapekan trus dia tertidur ".
setelah mandi dia menoleh kekamar nya,Tono melihat anak semata wayangnya tidur dengan pulasnya sambil memeluk boneka kesayangan yang bulan lalu tono belikan untuk anaknya.hatinya pun berdegup kencang, tanpa disadari air matanya pun menetes jatuh ke wajahnya. dalam hatinya pun berkata " bapak ingin sekali bermain denganmu nak,tapi maafkan bapak waktu bapak tidak banyak untukmu,waktu bapak bapak habiskan untuk bekerja memenuhi kebutuhanmu "
Tiba - tiba ia pun terkejut saat istrinya tepat ada dibelakangnya, sambil menyeka air mata yang membasahi wajahnya ia berusaha menyembunyikan kesedihan dari istrinya. istrinya pun bertanya " kamu kenapa pak ? "Tono pun dengan gugup menjawab " aku tidak apa apa hanya melihat Ahmad yang sedang tertidur pulas.
tono dan istrinya pun akhirnya pergi meninggalkan kamar menuju ruangan depan kontrakannya, sambil menikmati teh hangat buatan sang istri di atas tikar pandan meraka berduapun mengobrol, istrinya mulai bercerita tentang anak mereka. " pak, tadi ahmad ngambek loh, dia minta dibelikan mobil-mobilan seperti punya anaknya pak Robi ", Tono yang sedang nikmat menghirup teh hangat tiba- tiba tersedak kaget, " bapak belum gajian bu, insya allah nanti kalau sudah gajian nanti bapak belikan mobil-mobilan ".sang istri pun menjawab " tidak usah pak mobil - mobilan seperti itu harganya mahal pak, nanti biar ibu bujuk ahmad saja ". Tono pun terdiam, hatinya pun bergejolak, ingin sekali tono membelikan mobil-mobilan itu tapi memang apa ddaya kebutuhan mereka tidak seimbang dengan gaji yang diterima tono setiap bulannya.
Malam telah larut akhirnya tono dan sang istri pun masuk kkamar dan tidur, entah mengapa malam itu tono terlihat tidak bisa tidur, padahal sang istri dan anaknya sudah sangat terlelap. hatinya masih bergejolak, " maafkan aku, aku belum bisa membahagiakan kalian istri dan anakku, aku hanyalah seorang buruh pabrik yang berpenghasilan pas-pasan, untuk membayar sewa rumah, makan dan ongkos saja kadang kurang, MAAFKAN BAPAK "

Ini adalah sebuah realita kehidupan buruh..
pergi pagi saat mataharipun bbelum terbit, pulangpun larut malam saat matahari sudah tidak tampak lagi.
pergi saat anaknya masih terlelap, pulang pun anaknya sudah terlelap.

SEBUAH REALITA KEHIDUPAN BURUH...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar